Sementara itu Publik Relation Mashara, Rizki Ramadhani Nasution menjelaskan, munculnya fitur Mashara ini berawal dari fenomena khususnya dikalangan kaum millenial yang sangat \'mengejar\' berbagai sisi ilmu pengetahuan seputar dunia Islam. Fenomena ini menurutnya harus disikapi dengan menyediakan fitur yang tepat untuk menjembatani rasa keingintahuan tersebut dengan berbagai narasumber yang kompeten untuk menjelaskannya.
\"Melalui Mashara pengguna dapat bertanya, menjawab, berkomentar, dan membagikan konten-konten keislaman yang bermanfaat,\" katanya.
Ia menambahkan prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.
\"Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam Islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian,\" sebutnya.
Rizki menambahkan, tujuan diciptakannya fitur ini adalah untuk mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengingat Perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat islam, untuk itu mengkodifikasi sumber-sumber keilmuan berkualitas melalui orang-orang terpercaya sangat penting bagi kita. " itemprop="description"/>
Sementara itu Publik Relation Mashara, Rizki Ramadhani Nasution menjelaskan, munculnya fitur Mashara ini berawal dari fenomena khususnya dikalangan kaum millenial yang sangat \'mengejar\' berbagai sisi ilmu pengetahuan seputar dunia Islam. Fenomena ini menurutnya harus disikapi dengan menyediakan fitur yang tepat untuk menjembatani rasa keingintahuan tersebut dengan berbagai narasumber yang kompeten untuk menjelaskannya.
\"Melalui Mashara pengguna dapat bertanya, menjawab, berkomentar, dan membagikan konten-konten keislaman yang bermanfaat,\" katanya.
Ia menambahkan prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.
\"Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam Islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian,\" sebutnya.
Rizki menambahkan, tujuan diciptakannya fitur ini adalah untuk mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengingat Perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat islam, untuk itu mengkodifikasi sumber-sumber keilmuan berkualitas melalui orang-orang terpercaya sangat penting bagi kita. "/>
Sementara itu Publik Relation Mashara, Rizki Ramadhani Nasution menjelaskan, munculnya fitur Mashara ini berawal dari fenomena khususnya dikalangan kaum millenial yang sangat \'mengejar\' berbagai sisi ilmu pengetahuan seputar dunia Islam. Fenomena ini menurutnya harus disikapi dengan menyediakan fitur yang tepat untuk menjembatani rasa keingintahuan tersebut dengan berbagai narasumber yang kompeten untuk menjelaskannya.
\"Melalui Mashara pengguna dapat bertanya, menjawab, berkomentar, dan membagikan konten-konten keislaman yang bermanfaat,\" katanya.
Ia menambahkan prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.
\"Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam Islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian,\" sebutnya.
Rizki menambahkan, tujuan diciptakannya fitur ini adalah untuk mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengingat Perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat islam, untuk itu mengkodifikasi sumber-sumber keilmuan berkualitas melalui orang-orang terpercaya sangat penting bagi kita. "/>
Anak-anak Medan berhasil meluncurkan fitur diskursus muslim pertama di Indonesia yang diberi nama Mashara. Mashara diharapkan menjadi Start Up Muslim yang tujuannya untuk memberikan informasi seputar pengetahuan Islam kepada masyarakat. Saat ini fitur Mashara sudah diunduh lebih dari 70 ribu pengguna.
"Seumpama gagasan dan cita-citanya untuk muslim yang lebih terinformasi dan lebih terbuka terhadap pengetahuan islam. Terutama untuk anak-anak muda muslim, kita tentu tidak ingin mereka semua terpapar informasi yang salah tentang islam," kata CEO Mashara, Rony Fhebrian, Selasa (23/4/2019).
Sementara itu Publik Relation Mashara, Rizki Ramadhani Nasution menjelaskan, munculnya fitur Mashara ini berawal dari fenomena khususnya dikalangan kaum millenial yang sangat 'mengejar' berbagai sisi ilmu pengetahuan seputar dunia Islam. Fenomena ini menurutnya harus disikapi dengan menyediakan fitur yang tepat untuk menjembatani rasa keingintahuan tersebut dengan berbagai narasumber yang kompeten untuk menjelaskannya.
"Melalui Mashara pengguna dapat bertanya, menjawab, berkomentar, dan membagikan konten-konten keislaman yang bermanfaat," katanya.
Ia menambahkan prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.
"Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam Islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian," sebutnya.
Rizki menambahkan, tujuan diciptakannya fitur ini adalah untuk mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengingat Perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat islam, untuk itu mengkodifikasi sumber-sumber keilmuan berkualitas melalui orang-orang terpercaya sangat penting bagi kita.
Anak-anak Medan berhasil meluncurkan fitur diskursus muslim pertama di Indonesia yang diberi nama Mashara. Mashara diharapkan menjadi Start Up Muslim yang tujuannya untuk memberikan informasi seputar pengetahuan Islam kepada masyarakat. Saat ini fitur Mashara sudah diunduh lebih dari 70 ribu pengguna.
"Seumpama gagasan dan cita-citanya untuk muslim yang lebih terinformasi dan lebih terbuka terhadap pengetahuan islam. Terutama untuk anak-anak muda muslim, kita tentu tidak ingin mereka semua terpapar informasi yang salah tentang islam," kata CEO Mashara, Rony Fhebrian, Selasa (23/4/2019).
Sementara itu Publik Relation Mashara, Rizki Ramadhani Nasution menjelaskan, munculnya fitur Mashara ini berawal dari fenomena khususnya dikalangan kaum millenial yang sangat 'mengejar' berbagai sisi ilmu pengetahuan seputar dunia Islam. Fenomena ini menurutnya harus disikapi dengan menyediakan fitur yang tepat untuk menjembatani rasa keingintahuan tersebut dengan berbagai narasumber yang kompeten untuk menjelaskannya.
"Melalui Mashara pengguna dapat bertanya, menjawab, berkomentar, dan membagikan konten-konten keislaman yang bermanfaat," katanya.
Ia menambahkan prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.
"Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam Islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian," sebutnya.
Rizki menambahkan, tujuan diciptakannya fitur ini adalah untuk mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengingat Perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat islam, untuk itu mengkodifikasi sumber-sumber keilmuan berkualitas melalui orang-orang terpercaya sangat penting bagi kita.