Putri dari mantan presiden RI Alm Abdulrahman Wahid ini mengatakan beberapa temannya dari negara Islam seperti Iran bahkan pernah bercerita jika disana banyak anggota keluarga yang menjadi Atheis karena kerasnya tekanan dari pemerintah terhadap kebebasan beragama. Kemudian hal yang sama juga terjadi di Turki dimana ribuan dosen dan akademisi ditangkap karena dinamika politik yang terjadi.
\"Jadi Indonesia itu kabar baik, demokrasinya lancar rakyat hubungannya baik saja,\" ujarnya.
Tetapi kata Alissa, Indonesia boleh hanya dilihat dari situasi yang ada saat ini melainkan harus dilihat dari kondisi Indonesia masa lalu, masa kini dan akan seperti Indonesia di masa mendatang. Cita-cita Indonesia di masa mendatang itulah yang harus dicapai dengan memperbaiki kondisi yang ada saat ini.
\"Sayangnya dalam beberapa terakhir ini Indonesia mengalami reduksi kualitas demokrasi. Hal ini ditandai maraknya persekusi dan juga adanya paham mayoritarianisme yang karena merupakan kelompok mayoritas harus keinginannya yang diikuti. Ini berbahaya dan inilah yang membuat beberapa saudara yang minoritas pada beberapa daerah sulit misalnya membangun rumah ibadah dan lainnya,\" pungkasnya. " itemprop="description"/>
Putri dari mantan presiden RI Alm Abdulrahman Wahid ini mengatakan beberapa temannya dari negara Islam seperti Iran bahkan pernah bercerita jika disana banyak anggota keluarga yang menjadi Atheis karena kerasnya tekanan dari pemerintah terhadap kebebasan beragama. Kemudian hal yang sama juga terjadi di Turki dimana ribuan dosen dan akademisi ditangkap karena dinamika politik yang terjadi.
\"Jadi Indonesia itu kabar baik, demokrasinya lancar rakyat hubungannya baik saja,\" ujarnya.
Tetapi kata Alissa, Indonesia boleh hanya dilihat dari situasi yang ada saat ini melainkan harus dilihat dari kondisi Indonesia masa lalu, masa kini dan akan seperti Indonesia di masa mendatang. Cita-cita Indonesia di masa mendatang itulah yang harus dicapai dengan memperbaiki kondisi yang ada saat ini.
\"Sayangnya dalam beberapa terakhir ini Indonesia mengalami reduksi kualitas demokrasi. Hal ini ditandai maraknya persekusi dan juga adanya paham mayoritarianisme yang karena merupakan kelompok mayoritas harus keinginannya yang diikuti. Ini berbahaya dan inilah yang membuat beberapa saudara yang minoritas pada beberapa daerah sulit misalnya membangun rumah ibadah dan lainnya,\" pungkasnya. "/>
Putri dari mantan presiden RI Alm Abdulrahman Wahid ini mengatakan beberapa temannya dari negara Islam seperti Iran bahkan pernah bercerita jika disana banyak anggota keluarga yang menjadi Atheis karena kerasnya tekanan dari pemerintah terhadap kebebasan beragama. Kemudian hal yang sama juga terjadi di Turki dimana ribuan dosen dan akademisi ditangkap karena dinamika politik yang terjadi.
\"Jadi Indonesia itu kabar baik, demokrasinya lancar rakyat hubungannya baik saja,\" ujarnya.
Tetapi kata Alissa, Indonesia boleh hanya dilihat dari situasi yang ada saat ini melainkan harus dilihat dari kondisi Indonesia masa lalu, masa kini dan akan seperti Indonesia di masa mendatang. Cita-cita Indonesia di masa mendatang itulah yang harus dicapai dengan memperbaiki kondisi yang ada saat ini.
\"Sayangnya dalam beberapa terakhir ini Indonesia mengalami reduksi kualitas demokrasi. Hal ini ditandai maraknya persekusi dan juga adanya paham mayoritarianisme yang karena merupakan kelompok mayoritas harus keinginannya yang diikuti. Ini berbahaya dan inilah yang membuat beberapa saudara yang minoritas pada beberapa daerah sulit misalnya membangun rumah ibadah dan lainnya,\" pungkasnya. "/>
Sekretaris Jenderal Gerakan Suluh Kebangsaan, Alissa Wahid mengatakan demokrasi di Indonesia saat ini masih menjadi kabar baik jika dibandingkan dengan beberapa negara lain yang sedang mengalami tantangan demokrasi. Hal ini disampaikannya dalam Dialog Kebangsaan yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara
"Berkali-kali saya dalam forum internasional kalau disuruh bicara apalagi bersama teman-teman dari negara Islam. Ketika mereka bercerita itu Indonesia menjadi kabar baik, karena rakyat itu dibeberapa negara betul-betul menjadi korban. Mereka tidak punya suara dan instrumen untuk ikut menentukan kebijakan negara," katanya, Selasa (19/3/2019).
Putri dari mantan presiden RI Alm Abdulrahman Wahid ini mengatakan beberapa temannya dari negara Islam seperti Iran bahkan pernah bercerita jika disana banyak anggota keluarga yang menjadi Atheis karena kerasnya tekanan dari pemerintah terhadap kebebasan beragama. Kemudian hal yang sama juga terjadi di Turki dimana ribuan dosen dan akademisi ditangkap karena dinamika politik yang terjadi.
"Jadi Indonesia itu kabar baik, demokrasinya lancar rakyat hubungannya baik saja," ujarnya.
Tetapi kata Alissa, Indonesia boleh hanya dilihat dari situasi yang ada saat ini melainkan harus dilihat dari kondisi Indonesia masa lalu, masa kini dan akan seperti Indonesia di masa mendatang. Cita-cita Indonesia di masa mendatang itulah yang harus dicapai dengan memperbaiki kondisi yang ada saat ini.
"Sayangnya dalam beberapa terakhir ini Indonesia mengalami reduksi kualitas demokrasi. Hal ini ditandai maraknya persekusi dan juga adanya paham mayoritarianisme yang karena merupakan kelompok mayoritas harus keinginannya yang diikuti. Ini berbahaya dan inilah yang membuat beberapa saudara yang minoritas pada beberapa daerah sulit misalnya membangun rumah ibadah dan lainnya," pungkasnya.
Sekretaris Jenderal Gerakan Suluh Kebangsaan, Alissa Wahid mengatakan demokrasi di Indonesia saat ini masih menjadi kabar baik jika dibandingkan dengan beberapa negara lain yang sedang mengalami tantangan demokrasi. Hal ini disampaikannya dalam Dialog Kebangsaan yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara
"Berkali-kali saya dalam forum internasional kalau disuruh bicara apalagi bersama teman-teman dari negara Islam. Ketika mereka bercerita itu Indonesia menjadi kabar baik, karena rakyat itu dibeberapa negara betul-betul menjadi korban. Mereka tidak punya suara dan instrumen untuk ikut menentukan kebijakan negara," katanya, Selasa (19/3/2019).
Putri dari mantan presiden RI Alm Abdulrahman Wahid ini mengatakan beberapa temannya dari negara Islam seperti Iran bahkan pernah bercerita jika disana banyak anggota keluarga yang menjadi Atheis karena kerasnya tekanan dari pemerintah terhadap kebebasan beragama. Kemudian hal yang sama juga terjadi di Turki dimana ribuan dosen dan akademisi ditangkap karena dinamika politik yang terjadi.
"Jadi Indonesia itu kabar baik, demokrasinya lancar rakyat hubungannya baik saja," ujarnya.
Tetapi kata Alissa, Indonesia boleh hanya dilihat dari situasi yang ada saat ini melainkan harus dilihat dari kondisi Indonesia masa lalu, masa kini dan akan seperti Indonesia di masa mendatang. Cita-cita Indonesia di masa mendatang itulah yang harus dicapai dengan memperbaiki kondisi yang ada saat ini.
"Sayangnya dalam beberapa terakhir ini Indonesia mengalami reduksi kualitas demokrasi. Hal ini ditandai maraknya persekusi dan juga adanya paham mayoritarianisme yang karena merupakan kelompok mayoritas harus keinginannya yang diikuti. Ini berbahaya dan inilah yang membuat beberapa saudara yang minoritas pada beberapa daerah sulit misalnya membangun rumah ibadah dan lainnya," pungkasnya.