Alamp Aksi Miris, Perusahaan Pemenang Proyek di Dinkes Sumut Berkantor Siluman

Sorotan terhadap perusahaan pemenang proyek pengadaan obat dan vitamin di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara matig terus muncul.

Hal ini karena perusahaan pemenang tender pengadaan senilai Rp 2,9 miliar tersebut diduga tidak memiliki kantor resmi.

Berdasarkan alamat pada LPSE, perusahaan pemenang PT AJM tertera beralamat di Jl. Merci Raya No.72, Suka Makmur, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Namun lokasi tersebut ternyata hanya ruko kosong tak berpenghuni dan tanpa dilengkapi plank kantor sebagaimana biasanya.

Ketum PB Alamp Aksi Eka Armada Danusaptala mengatakan ihwal alamat tersebut yang tidak sesuai dengan bangunan kantor pada umumnya juga dimunculkan oleh beberapa netizen yang memastikan hal tersebut tidak ada.

"Itu alamatnya saya tau, mana ada kantor PT itu komplek mercy" Boleh ya kantor ga ada mereknya? Takut kenak pajak ya? Tulis @sugiat pada postingan instagram.

Senada pernyataan tersebut, pemilik akun @jn mercy raya no 72, mengatakan tidak ada aktifitas disana.

“Plank perusahaan nya juga ada. Ruko kosong aja,” tulisnya.

Menanggapi riuhnya soal kantor perusahaan pemenang tender tersebut di medsos, Ketua Umum PB Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Alamp Aksi) Eka Armada Danusaptala mengaku turun langsung ke lokasi. Disana ia menanyakan ihwal keberadaan kantor tersebut kepada beberapa security yang mengaku tidak mengetahui keberadaan kantor tersebut.

Petugas satpam yang takut disebutkan namanya tersebut, membenarkan bahwa tidak ada mengetahui aktivitas perkantoran di ruko tersebut.

"Saya ga tau kalau ini kantor. Adik-adik ini mau ngapain? " Tanya pria berlogat daerah toba tersebut.

Pada sisi lain, Eka mengapresiasi tingginya perhatian dari masyarakat terhadap perusahaan yang jadi perhatian karena memenangkan proyek pengadaan obat di Dinkes Sumut tersebut. Sebab menurutnya, hal inilah yang membuktikan jika masyarakat sangat peduli terhadap urusan kesehatan.

"Kita bangga, artinya masyarakat tergugah atas kejenuhan hal-hal berbau KKN apalagi ini nantinya pasti menyangkut kesehatan masyarakat juga. Inilah yang menurut kita harus diapresiasi dari masyarakat dan ini harus menjadi perhatian dari pemerintah agar tidak main-main dengan pengadaan obat untuk masyarakat,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, adapun sejumlah proyek yang diduga monopoli dan dimenangkan PT AJM diantaranya lelang proyek Pengadaan Obat-Obatan Lainnya Berupa Multivitamin, Vitamin C, Vitamin D 1000 IU dan Vitamin E 400 IU Untuk Penanganan Covid-19 dengan pagu senilai Rp 2,9 Miliar.

Kemudian, Pengadaan Obat-Obatan Lainnya Kebutuhan UPT. Rumah Sakit Kusta Lausimomo dengan Pagu Rp. 403.788.600,00, HPS Rp. 403.543.384,00 harga penawaran Rp. 401.351.746,50 harga terkoreksi Rp. Dan harga negoisasi 401.351.746,50 Rp. 400.320.999,00.

Kemudian paket lelang proyek Pengadaan Obat-Obatan Lainnya Kebutuhan UPT. Rumah Sakit Khusus Mata dengan Pagu senilai Rp. 658.149.799,00 ,harga HPS Rp. 644.772.827,00

Sedangkan harga penawaran Rp 642.640.716,00 harga terkoreksi Rp. 642.640.716,00 dan harga negoisasi Rp. 641.808.216,00.

Dilanjutkan dengan, Pengadaan Obat-Obatan Lainnya Kebutuhan UPT. Rumah Sakit Khusus Paru, dengan  Pagu senilai Rp. 325.000.000,00, HPS Rp. 318.327.954,00, untuk harga penawaran Rp. 317.893.634,82, harga terkoreksi Rp. 317.893.634,82 dan harga negoisasi Rp. 317.204.480,00.