Berdasarkan penuturan dari pihak keluarga, Mirza sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Ia tampak sehat hingga pelaksanaan pemilu 2019. Beberapa hari bergelut dengan pekerjaan rekapitulasi suara hingga ke tingkat kecamatan, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
\"Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kemarin ia menghembuskan nafasnya,\" ujar salah seorang kerabat almarhum.
Mirza menambah deretan nama penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan. Tercatat hingga pertengah mei 2019 lalu, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal mencapai sekitar 486 orang.
Oleh banyak pihak termasuk kalangan politisi menilai, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pemilu serentak yang dinilai banyak memunculkan kerumitan.
\"Baru kali ini seorang pemilih langsung mendapat 5 kertas suara saat hadir di TPS. Ini harus menjadi evaluasi, karena kerumitannya sangat tinggi dan penyelenggara pemilu juga kita lihat sangat kelelahan,\" kata Plt Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.
Menurutnya pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebaiknya tetap dipisahkan, sehingga persoalan kelelahan dan kerumitan-kerumitan lain pada pemilu tidak terulang kembali.
\"Menurut saya biarlan masing-masing pemilu berjalan sendiri-sendiri. Pemilu presiden berjalan sendiri dan pemilu legislatif juga berjalan sendiri,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Berdasarkan penuturan dari pihak keluarga, Mirza sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Ia tampak sehat hingga pelaksanaan pemilu 2019. Beberapa hari bergelut dengan pekerjaan rekapitulasi suara hingga ke tingkat kecamatan, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
\"Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kemarin ia menghembuskan nafasnya,\" ujar salah seorang kerabat almarhum.
Mirza menambah deretan nama penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan. Tercatat hingga pertengah mei 2019 lalu, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal mencapai sekitar 486 orang.
Oleh banyak pihak termasuk kalangan politisi menilai, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pemilu serentak yang dinilai banyak memunculkan kerumitan.
\"Baru kali ini seorang pemilih langsung mendapat 5 kertas suara saat hadir di TPS. Ini harus menjadi evaluasi, karena kerumitannya sangat tinggi dan penyelenggara pemilu juga kita lihat sangat kelelahan,\" kata Plt Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.
Menurutnya pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebaiknya tetap dipisahkan, sehingga persoalan kelelahan dan kerumitan-kerumitan lain pada pemilu tidak terulang kembali.
\"Menurut saya biarlan masing-masing pemilu berjalan sendiri-sendiri. Pemilu presiden berjalan sendiri dan pemilu legislatif juga berjalan sendiri,\" pungkasnya."/>
Berdasarkan penuturan dari pihak keluarga, Mirza sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Ia tampak sehat hingga pelaksanaan pemilu 2019. Beberapa hari bergelut dengan pekerjaan rekapitulasi suara hingga ke tingkat kecamatan, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
\"Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kemarin ia menghembuskan nafasnya,\" ujar salah seorang kerabat almarhum.
Mirza menambah deretan nama penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan. Tercatat hingga pertengah mei 2019 lalu, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal mencapai sekitar 486 orang.
Oleh banyak pihak termasuk kalangan politisi menilai, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pemilu serentak yang dinilai banyak memunculkan kerumitan.
\"Baru kali ini seorang pemilih langsung mendapat 5 kertas suara saat hadir di TPS. Ini harus menjadi evaluasi, karena kerumitannya sangat tinggi dan penyelenggara pemilu juga kita lihat sangat kelelahan,\" kata Plt Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.
Menurutnya pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebaiknya tetap dipisahkan, sehingga persoalan kelelahan dan kerumitan-kerumitan lain pada pemilu tidak terulang kembali.
\"Menurut saya biarlan masing-masing pemilu berjalan sendiri-sendiri. Pemilu presiden berjalan sendiri dan pemilu legislatif juga berjalan sendiri,\" pungkasnya."/>
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Pekan Binjai, Mirza Alfian akhirnya meninggal dunia setelah 25 hari menjalani perawatan akibat kelelahan usai melaksanakan tugasnya pada pemilu 2019. Kepergian Mirza meninggalkan duka bagi seluruh keluarga dan juga jajaran KPU Binjai termasuk pihak kepolisian dan TNI.
Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto dan Dandim 0203/LKT Letkol Inf Syamsul Alam serta Ketua KPU Binjai Zulfan Effendi juga terlihat melayat ke rumah duka di Jalan Karim, Kelurahan Rambung, Kecamatan Binjai Selatan, Senin (3/6/2019).
"Almarhum meninggal pada Minggu kemarin, dan baru hari ini kami dapat bisa hadir ke rumah duka. Kami segenap jajaran kepolisian dan TNI mengucapkan turut berdukacita atas kepergian almarhum. Semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah Swt," kata Kapolres.
Berdasarkan penuturan dari pihak keluarga, Mirza sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Ia tampak sehat hingga pelaksanaan pemilu 2019. Beberapa hari bergelut dengan pekerjaan rekapitulasi suara hingga ke tingkat kecamatan, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
"Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kemarin ia menghembuskan nafasnya," ujar salah seorang kerabat almarhum.
Mirza menambah deretan nama penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan. Tercatat hingga pertengah mei 2019 lalu, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal mencapai sekitar 486 orang.
Oleh banyak pihak termasuk kalangan politisi menilai, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pemilu serentak yang dinilai banyak memunculkan kerumitan.
"Baru kali ini seorang pemilih langsung mendapat 5 kertas suara saat hadir di TPS. Ini harus menjadi evaluasi, karena kerumitannya sangat tinggi dan penyelenggara pemilu juga kita lihat sangat kelelahan," kata Plt Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.
Menurutnya pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebaiknya tetap dipisahkan, sehingga persoalan kelelahan dan kerumitan-kerumitan lain pada pemilu tidak terulang kembali.
"Menurut saya biarlan masing-masing pemilu berjalan sendiri-sendiri. Pemilu presiden berjalan sendiri dan pemilu legislatif juga berjalan sendiri," pungkasnya.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Pekan Binjai, Mirza Alfian akhirnya meninggal dunia setelah 25 hari menjalani perawatan akibat kelelahan usai melaksanakan tugasnya pada pemilu 2019. Kepergian Mirza meninggalkan duka bagi seluruh keluarga dan juga jajaran KPU Binjai termasuk pihak kepolisian dan TNI.
Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto dan Dandim 0203/LKT Letkol Inf Syamsul Alam serta Ketua KPU Binjai Zulfan Effendi juga terlihat melayat ke rumah duka di Jalan Karim, Kelurahan Rambung, Kecamatan Binjai Selatan, Senin (3/6/2019).
"Almarhum meninggal pada Minggu kemarin, dan baru hari ini kami dapat bisa hadir ke rumah duka. Kami segenap jajaran kepolisian dan TNI mengucapkan turut berdukacita atas kepergian almarhum. Semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah Swt," kata Kapolres.
Berdasarkan penuturan dari pihak keluarga, Mirza sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Ia tampak sehat hingga pelaksanaan pemilu 2019. Beberapa hari bergelut dengan pekerjaan rekapitulasi suara hingga ke tingkat kecamatan, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
"Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kemarin ia menghembuskan nafasnya," ujar salah seorang kerabat almarhum.
Mirza menambah deretan nama penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia akibat kelelahan. Tercatat hingga pertengah mei 2019 lalu, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal mencapai sekitar 486 orang.
Oleh banyak pihak termasuk kalangan politisi menilai, kasus ini harus menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pemilu serentak yang dinilai banyak memunculkan kerumitan.
"Baru kali ini seorang pemilih langsung mendapat 5 kertas suara saat hadir di TPS. Ini harus menjadi evaluasi, karena kerumitannya sangat tinggi dan penyelenggara pemilu juga kita lihat sangat kelelahan," kata Plt Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.
Menurutnya pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebaiknya tetap dipisahkan, sehingga persoalan kelelahan dan kerumitan-kerumitan lain pada pemilu tidak terulang kembali.
"Menurut saya biarlan masing-masing pemilu berjalan sendiri-sendiri. Pemilu presiden berjalan sendiri dan pemilu legislatif juga berjalan sendiri," pungkasnya.